Kamis, 17 Mei 2012

puisiku

opera malam

ku baca seluruh luka pada perburuan
sampai geliat tidur panjang. Membias
antara lorong-lorong tak habis
dimakan waktu. Di sini gairah memuncah
bersama romantisme masa kanak-kanak
kau pun mengobarkan salsa dalam genangan
birahi bagi cinta yang tergadai sepanjang
jalan-jalan perkantoran
aku membaca sorot matamu penuh
amarah bersama kilatan cahaya sejarah
yang belum kering menghantarkan mimpi
masa silam dikobarkan aroma cinta dalam
pertunjukan teater semalam suntuk
sementara di luar gedung. Orang-orang
meneriakan slogan anti kekerasan
sedang aroma tubuhmu mengobarkan
peperangan seperti narasoma menggadaikan
istri-istrinya. Berloncatan di antara
dinding rumah kontrakan
aku mendengar suara yang direkam
atas kabut kecemasan dan bunga-bunga
berserakan di atas pentas. Waska pun
menjelma dalam tidur

"Indramayu"

0 komentar:

Posting Komentar