Rabu, 25 April 2012

puisiku

mimpi orang-orang

memasuki gairah ombak yang meninabobokan
orang-orang. Diterjemahkan embun berguguran
atas rumputan diam-diam telah merampas segala
impian tentang cahaya yang menerangi perjalanan
hidup dan mencari rahasia. Sementara kata-kata
terkubur masa silam tertumpuk di keranjang kantor
yang menyimpan kebusukan sejarah. Tersaji di meja
makan sambil membaca koran tentang pertumbuhan
ekonomi yang menyumbat peredaran darah rakyat
tiba-tiba kita terkenang perjuanggan. Pahlawan
kehilangan batu nisan di antara taman-taman kota
dengan lampu-lampu merkuri di setiap sudutnya
aku terus mabuk. Menghitung beberapa hutang membebani
anak cucu adam yang mendiami tanah leluhurnya
hanya retorika menanggalkan almanak dari
jadwal. Terkapar di antara seminar


"Indramayu"

0 komentar:

Posting Komentar