Rabu, 18 April 2012

Puisiku

Sajak Cinta

cintaku padamu elissah. Seumpama melati
yang kusuntingkan di antara rambut terurai
melengkapi kebohongan jaman pada lembaran
koran pagi yang menimbulkan perselingkuhan
agar anak-anak terlahir bukan dari kebohongan
bukan pula dari rasa mendayu merambati nurani
hingga dapat kubayangkan wajah nasibku

cintaku padamu elissah. Adalah ombak
yang selalu mengelus bibir pantai melambari
desir angin agar dapat kupahami kesengsaraan
bagi orang-orang tak lagi butuh balakurawa
untuk menuliskan prasasti menjadi miliknya
hingga narasoma pun rela meninggalkan
gelanggang kuruserta tanpa rasa malu

cintaku padamu elissah. Bagai burung merpati
sayang kau bukan setiawati yang paham sejarah
dan membangun lapar agar anak yang terlahir
dari rahimmu nanti dapat memahami penderitaan
hingga kau menemukan sorga yang dijanjikan
pada malam-malam sehabis kita merampungkan
penantian di sela-sela kebisingan kota
yang merintih


" Indramayu "

0 komentar:

Posting Komentar