Selasa, 10 April 2012

Puisiku

Ritus Pengantin


Memandang hujan pada matamu. Seribu lukisan
tergantung mengirimkan pesan kemarau
lewat telepon yang berdering di kamar
menggenapkan kekalahan atas kesunyian. Waktu
terlalu lama kita berdusta pada musim
mengetuk percakapan. Di beranda
hujan mengabutkan airmata mengisyaratkan gerhana
hari memberat. Menggantungkan impian
masa kanak-kanak dan kau jadi batu
pada kediamanku. Seperti setiawati bagi narasoma
membuka padang-padang tertusuk ilalang
terluka. Kubasuh sepanjang kelengangan
dan airmata terus mengguncang hatimu
penuh genderang kuru serta dalam cawan darah
kulangkahkan mahar atas ritus ini

INDRAMAYU

0 komentar:

Posting Komentar